MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK SOSIAL
MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
Oleh:
Binti Nafi’ah
(125080301111033)
PROGRAM TEKNOLOGI
HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2013
I.
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia
sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur-unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tersebut tidak dikatakan lagi sebagai individu. Dalam diri
individu ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri
khas tersendiri atau berbeda-beda, tidak ada yang persis sama, walaupun
dilahirkan kembar. Seorang individu dikenal melalui ciri fisik, sifat atau
karakter. Berdasarkan fungsi psikis manusia dibedakan menjadi 2 golongan yaitu
pertama tipe ekstroversi, dimana orang bertipe ini akan lebih mementingkan
lingkungan atau lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan
dirinya sendiri. Kedua tipe introversi (introversion), dimana orang bertipe ini
akan lebih mementingkan dirinya sendiri dari pada lingkungan atau kepentingan
umum dan orangnya dinamakan introvet. Begitupun dengan diri saya, berdasarkan
fungsi psikis saya termasuk dalam tipe introversi(introversion) yang lebih
mementingkan diri sendiri dan dapat disebut introvet. Selain itu saya juga
masih mempunyai jiwa sosial walaupun itu sisi kecil dari diri saya.
Dalam kehidupan ini setiap individu memiliki keunikan atau
ciri khas tersendiri, tidak ada antar
individu yang persis sama. Walaupun secara umum seorang individu memiliki
perangkat fisik yang sama, tetapi jika
diperhatikan pada hal-hal yang lebih detail, maka akan terdapat
perbedaan-perbedaan, baik dari bentuk, ukuran, maupun sifat, dan lain-lainya. Dan saya merupakan individu yang memiliki
ciri-ciri pendek, kurus,
warna kulit yang coklat. Sedangkan dari segi sifat, perangai dan karakter saya
adalah termasuk individu yang kurang
terbuka, mudah emosi, tidak mudah bergaul dan cenderung menyimpan masalah dan
meredamnya sendiri.
Saya Binti Nafi’ah dari Fakutas Perikanan dan
Ilmu Kelautan program studi Teknologi Hasil Perikanan. Saya dilahirkan dan
dibesarkan di desa Bangkok Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, dimana saya juga
mengenyam pendidikan Sekolah Dasar(SD) di desa saya tercinta ini. Tepatnya
sekolah saya benama SDN Bangkok I dan saya menyelesaikannya secara
normal/standar yaitu 6 tahun. Melanjutkan pada jenjang yang lebih atas yaitu
Sekolah Menengah Pertama(SMP) saya belokasi di desa Menang Kecamatan Pagu
Kabupaten Kediri, dimana tempat ini berjarak dari rumah saya kurang lebih 10km.
Dan saya juga bersyukur dapat menyelesaikan pendidikan tingkat menengah pertama
ini secara normal/standar yaitu selama 3 tahun. Jenjang yang saya tempuh
selanjutnya yaitu tingkat Sekolah Menengah Atas(SMA) yang berlokasi di desa Ngronggo, Kecamatan Kota, Kota Kediri.
Tepatnya sekolah saya ini mempunyai nama MAN Kediri II Kota Kediri dan saya
menyelesaikan studi di sekolah ini selama 3 tahun. Di sekolah saya ini selain diberikan
mata pelajaran pad umumnya juga di berikan mata pelajaran keterampilan, dimana
dalam satu minggu dialokasikan waktu 6 jam pelajaran untuk ketrampilan ini.
Keterampilan yang diberikan antara lain tata busana, tata boga, tata rias,
elektro, otomotif, dan kriya tekstil.
Dari tiga jenjang/tingkatan sekolah yang sudah
saya selesaikan, pada tahap akhir tidak lepas dari ujian nasional, yangmana
dilaksanakan serempak bersama-sama di negara tercinta Indonesia ini, dan telah
dijadwalkan berdasarkan pada tingkat sekolah masing-masing. Dalam menghadapi
ujian nasional banyak persiapan yang dilakukan baik itu dari pihak guru, dari
siswa sendiri, bahkan dari wali/ orang tua siswa.
Saat dimana saya menjadi seorang sisiwa yang
akan menghadapi ujian, yang saya lakukan pertama adalah menambah waktu untuk
belajar dan mengulang apa yang sudah pernah diajarkan. Dalam belajar saya lebih
suka belajar individu daripada belajar kelompok, karena menurut saya belajar
kelompok itu kurang efektif dimana dengan belajar kelompok iitu hanya akan
menghabiskan waktu jika tidak benar-benar serius. Tempat yang sepi, luas, dan
bersih akan saya pilih untuk tempat belajar dan mempermudah saya untuk lebih
berkonsentrasi. Saya tidak pernah mengikuti bimbingan belajar selain yang
diwajibkan dari sekolah, karena menurut saya mengikuti bimbingsn belajar di
luar sekolah hanya akan membuang-buang biaya jika tidak sungguh-sungguh dan
hasil yang di dapatkan tidak lebih baik dari siswa yang tidak mengikuti bimbingan.
Sekolah dimana saya telah menyelesaikan
pendidikan dan lingkungan keluarga saya mempunyai latar belakang religius yang
kuat, sehingga dalam menghadapi ujian nasional selain belajar dengan keras saya
juga melakukan ritual-ritual keagamaan (Islam). Di sekolah sendiri dilaksanakan
istighosah dan do’a bersama. Selain itu saya juga meminta do’a dari orang tua,
saudara, dan bapak ibu guru. Sebagai mana dalam kitab suci Al Qur’an disebutkan
bahwa ridho Alloh tergantung pada rihdo orang tua.
II.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial karena manusia tunduk pada aturan
dan norma sosial, perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain,
manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan potensi manusia
akan berkembang bila berada ditengah-tengah masyarakat.
Selama manusia hidup ia tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat,
di rumah, di sekolah, dan di lingkungan
lebih yang besar manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu
manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang di dalam hidupnya
tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.
Menurut kodratnya manusia adalah makluk yang bermasyarakat, selain
itu juga diberika kelebihan berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama diantara manusia lainnya.dorongan masyarakat yang dibina
sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai sifat dan karakter,
oleh karena itu dengan sendirinya manusia akan saling mengenal dan
bermasyarakat dengan sendirinya.
Berikut ini adalah kisah perjuangan teman saya
yang masih duduk dibangku Sekolah Menegah Atas dalam langkah menuju ujian
Nasional. Teman saya biasa dipanggil Naila,
yang sekarang menuntut ilmu di MAN 3 kota Malang. Naila berasal dari keluarga
sederhana asli penduduk kota Malang, yang mana pada bulan April 2013 ini akan menghadapi
Ujian Nasional yang tediri dari 20 paket dalam satu ruang.
Dalam menghadapi uijan nasional ini Naila
lebih banyak mengalokasikan waktu untuk belajar kelompok dan mengikuti
bimbingan belajar diluar sekolah selain mengikuti jam tambahan dari sekolah.
Dengan belajar kelompok Naila lebih nyaman karena dapat mendiskusikan materi
yang belum dipahami dengan teman sebayanya. Selain mengikuti belajar kelompok
Naila juga belajar individu di rumah, kebiasaan Naila belajar individu yaitu
dengan mendengarkan musik. Karena menurut Naila musik merupakan inspirasi dalam
belajar dan dapat menghilangkan kejenuhan saat belajar.
Dalam menghadapi ujian nasional ini Naila
berusaha untuk belajar lebih keras dan giat. Naila berharap bisa mendapatkan
prestasi yang baik dan dapat membuat kedua orang tua bangga. Menurut Naila
hadiah terindah ketika mendapatkan prestasi yang baik adalah melihat kedua
orang tua tersenyum dan bangga.
Dalam perjalanan Naila menuju ujian nasional
peran teman dan sahabat sangat penting. Hal ini dikarenakan dengan adanya teman
dan sahabat sesuatu yang sulit bisa menjadi mudah dan ringan. Selain itu Naila
juga meyakini prinsip bahwa 50% dari
motivasi itu datangnya dari dalam dirinya sendiri. Hal inilah yang membuat
Naila begitu yakin akan sukses dalam ujian nasional 2013 ini.
Dalam kehidupan Naila prinsip kejujuran
sangatlah penting, sehingga dalam ujian ini Naila berniat untuk jujur dan tidak
kerja sama dalam ujian. Menurut Naila kerja sama ketika ujian itu hanya akan
membuahkan hasil yang tidak membanggakan walaupun prestasi yang didapatkan itu
bagus, karena kita tahu kalau itu bukan hasil dari kemampuan diri sendiri.
Dalam menghadapi ujian ini sudah banyak persiapan
yang dilakukan dari pihak sekolah antara lain dengan mengadakan try out sebagai
latihan dan sebagai tolok ukur kemampuan siswa. Dari segi religius dengan
mengadakan istighosah atau do’a bersama. Selain persiapan-persiapan tersebut
juga diadaka seminar-seminar motivasi yang akan meningkatkan semangat dan
optimisme para siswa dalam menghadapi ujian nasional ini.
DAFTAR WAWANCARA
Kepada :
Naila
Status :
Siswi kelas XII MAN 3 Malang
§ Apa persiapan
anda untuk menhadapi ujian nasional ?
§ Apa yang lebih
anda sukai, belajar kelompok atau belajar individu ?
§ Apa yang
memotivasi anda untuk belajar dengan keras ?
§ Anda memepunyai
kebiasann belajar yang seperti apa ?
§ Seberapa besar
peran teman/sahabat anda dalam memotivasi belajar ?
§ Bagaimana
pendapat anda mengenai kerjasama ketika ujian nasional ?
§ Apa persiapan
yang dilakukan sekolah anda dalam menghadapi ujian nasional ini ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar