Jumat, 10 April 2015

MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL


MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
MENGHADAPI UJIAN NASIONAL


Oleh:
Binti Nafi’ah
 (125080301111033)







PROGRAM TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2013

I.       Manusia Sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika  unsur-unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tersebut tidak dikatakan lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. 
Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri atau berbeda-beda, tidak ada yang persis sama, walaupun dilahirkan kembar. Seorang individu dikenal melalui ciri fisik, sifat atau karakter. Berdasarkan fungsi psikis manusia dibedakan menjadi 2 golongan yaitu pertama tipe ekstroversi, dimana orang bertipe ini akan lebih mementingkan lingkungan atau lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan dirinya sendiri. Kedua tipe introversi (introversion), dimana orang bertipe ini akan lebih mementingkan dirinya sendiri dari pada lingkungan atau kepentingan umum dan orangnya dinamakan introvet. Begitupun dengan diri saya, berdasarkan fungsi psikis saya termasuk dalam tipe introversi(introversion) yang lebih mementingkan diri sendiri dan dapat disebut introvet. Selain itu saya juga masih mempunyai jiwa sosial walaupun itu sisi kecil dari diri saya.
Dalam kehidupan ini setiap individu memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada antar individu yang persis sama. Walaupun secara umum seorang individu memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi jika diperhatikan pada  hal-hal yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan-perbedaan, baik dari bentuk, ukuran, maupun sifat, dan lain-lainya. Dan saya merupakan individu yang memiliki ciri-ciri pendek, kurus, warna kulit yang coklat. Sedangkan dari segi sifat, perangai dan karakter saya adalah termasuk individu yang kurang terbuka, mudah emosi, tidak mudah bergaul dan cenderung menyimpan masalah dan meredamnya sendiri.

Saya Binti Nafi’ah dari Fakutas Perikanan dan Ilmu Kelautan program studi Teknologi Hasil Perikanan. Saya dilahirkan dan dibesarkan di desa Bangkok Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, dimana saya juga mengenyam pendidikan Sekolah Dasar(SD) di desa saya tercinta ini. Tepatnya sekolah saya benama SDN Bangkok I dan saya menyelesaikannya secara normal/standar yaitu 6 tahun. Melanjutkan pada jenjang yang lebih atas yaitu Sekolah Menengah Pertama(SMP) saya belokasi di desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri, dimana tempat ini berjarak dari rumah saya kurang lebih 10km. Dan saya juga bersyukur dapat menyelesaikan pendidikan tingkat menengah pertama ini secara normal/standar yaitu selama 3 tahun. Jenjang yang saya tempuh selanjutnya yaitu tingkat Sekolah Menengah Atas(SMA) yang berlokasi di  desa Ngronggo, Kecamatan Kota, Kota Kediri. Tepatnya sekolah saya ini mempunyai nama MAN Kediri II Kota Kediri dan saya menyelesaikan studi di sekolah ini selama 3 tahun. Di sekolah saya ini selain diberikan mata pelajaran pad umumnya juga di berikan mata pelajaran keterampilan, dimana dalam satu minggu dialokasikan waktu 6 jam pelajaran untuk ketrampilan ini. Keterampilan yang diberikan antara lain tata busana, tata boga, tata rias, elektro, otomotif, dan kriya tekstil.
Dari tiga jenjang/tingkatan sekolah yang sudah saya selesaikan, pada tahap akhir tidak lepas dari ujian nasional, yangmana dilaksanakan serempak bersama-sama di negara tercinta Indonesia ini, dan telah dijadwalkan berdasarkan pada tingkat sekolah masing-masing. Dalam menghadapi ujian nasional banyak persiapan yang dilakukan baik itu dari pihak guru, dari siswa sendiri, bahkan dari wali/ orang tua siswa.
Saat dimana saya menjadi seorang sisiwa yang akan menghadapi ujian, yang saya lakukan pertama adalah menambah waktu untuk belajar dan mengulang apa yang sudah pernah diajarkan. Dalam belajar saya lebih suka belajar individu daripada belajar kelompok, karena menurut saya belajar kelompok itu kurang efektif dimana dengan belajar kelompok iitu hanya akan menghabiskan waktu jika tidak benar-benar serius. Tempat yang sepi, luas, dan bersih akan saya pilih untuk tempat belajar dan mempermudah saya untuk lebih berkonsentrasi. Saya tidak pernah mengikuti bimbingan belajar selain yang diwajibkan dari sekolah, karena menurut saya mengikuti bimbingsn belajar di luar sekolah hanya akan membuang-buang biaya jika tidak sungguh-sungguh dan hasil yang di dapatkan tidak lebih baik dari siswa yang tidak mengikuti bimbingan.
Sekolah dimana saya telah menyelesaikan pendidikan dan lingkungan keluarga saya mempunyai latar belakang religius yang kuat, sehingga dalam menghadapi ujian nasional selain belajar dengan keras saya juga melakukan ritual-ritual keagamaan (Islam). Di sekolah sendiri dilaksanakan istighosah dan do’a bersama. Selain itu saya juga meminta do’a dari orang tua, saudara, dan bapak ibu guru. Sebagai mana dalam kitab suci Al Qur’an disebutkan bahwa ridho Alloh tergantung pada rihdo orang tua.  

II.    Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial karena manusia tunduk pada aturan dan norma sosial, perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain, manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan potensi manusia akan berkembang bila berada ditengah-tengah masyarakat.
Selama manusia hidup ia tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, di sekolah, dan  di lingkungan lebih yang besar manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.
Menurut kodratnya manusia adalah makluk yang bermasyarakat, selain itu juga diberika kelebihan berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama diantara manusia lainnya.dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai sifat dan karakter, oleh karena itu dengan sendirinya manusia akan saling mengenal dan bermasyarakat dengan sendirinya.
Berikut ini adalah kisah perjuangan teman saya yang masih duduk dibangku Sekolah Menegah Atas dalam langkah menuju ujian Nasional. Teman saya biasa dipanggil Naila, yang sekarang menuntut ilmu di MAN 3 kota Malang. Naila berasal dari keluarga sederhana asli penduduk kota Malang, yang mana pada bulan April 2013 ini akan menghadapi Ujian Nasional yang tediri dari 20 paket dalam satu ruang.
Dalam menghadapi uijan nasional ini Naila lebih banyak mengalokasikan waktu untuk belajar kelompok dan mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah selain mengikuti jam tambahan dari sekolah. Dengan belajar kelompok Naila lebih nyaman karena dapat mendiskusikan materi yang belum dipahami dengan teman sebayanya. Selain mengikuti belajar kelompok Naila juga belajar individu di rumah, kebiasaan Naila belajar individu yaitu dengan mendengarkan musik. Karena menurut Naila musik merupakan inspirasi dalam belajar dan dapat menghilangkan kejenuhan saat belajar.
Dalam menghadapi ujian nasional ini Naila berusaha untuk belajar lebih keras dan giat. Naila berharap bisa mendapatkan prestasi yang baik dan dapat membuat kedua orang tua bangga. Menurut Naila hadiah terindah ketika mendapatkan prestasi yang baik adalah melihat kedua orang tua tersenyum dan bangga.
Dalam perjalanan Naila menuju ujian nasional peran teman dan sahabat sangat penting. Hal ini dikarenakan dengan adanya teman dan sahabat sesuatu yang sulit bisa menjadi mudah dan ringan. Selain itu Naila juga meyakini prinsip bahwa 50%  dari motivasi itu datangnya dari dalam dirinya sendiri. Hal inilah yang membuat Naila begitu yakin akan sukses dalam ujian nasional 2013 ini.
Dalam kehidupan Naila prinsip kejujuran sangatlah penting, sehingga dalam ujian ini Naila berniat untuk jujur dan tidak kerja sama dalam ujian. Menurut Naila kerja sama ketika ujian itu hanya akan membuahkan hasil yang tidak membanggakan walaupun prestasi yang didapatkan itu bagus, karena kita tahu kalau itu bukan hasil dari kemampuan diri sendiri.
Dalam menghadapi ujian ini sudah banyak persiapan yang dilakukan dari pihak sekolah antara lain dengan mengadakan try out sebagai latihan dan sebagai tolok ukur kemampuan siswa. Dari segi religius dengan mengadakan istighosah atau do’a bersama. Selain persiapan-persiapan tersebut juga diadaka seminar-seminar motivasi yang akan meningkatkan semangat dan optimisme para siswa dalam menghadapi ujian nasional ini.


DAFTAR WAWANCARA

Kepada            :  Naila
Status              :  Siswi kelas XII MAN 3 Malang

§  Apa persiapan anda untuk menhadapi ujian nasional ?
§  Apa yang lebih anda sukai, belajar kelompok atau belajar individu ?
§  Apa yang memotivasi anda untuk belajar dengan keras ?
§  Anda memepunyai kebiasann belajar yang seperti apa ?
§  Seberapa besar peran teman/sahabat anda dalam memotivasi belajar ?
§  Bagaimana pendapat anda mengenai kerjasama ketika ujian nasional ?
§  Apa persiapan yang dilakukan sekolah anda dalam menghadapi ujian nasional ini ?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar